Minggu, 25 Januari 2009

Penggalangan Dana Peduli Palestina




Dentuman roket, rentetan bunyi senapan, serta tank-tank besar mampu menewaskan lebih dari 1300 warga Gaza serta menghancurkan infrastruktur di sepanjang Jalur Gaza. Apa yang bisa dilakukan oleh masyarakat Indonesia, sebagai negara dengan jumlah muslim terbanyak di dunia?


Tragedi kemanusiaan yang terjadi di Jalur Gaza, mengetuk hati banyak pihak untuk menyisihkan sebagian uang mereka. Penggalangan dana pun dilakukan baik oleh pemerintah, maupun swasta seperti LSM. Lembaga Amil Zakat Dompet Peduli Umat Daarut Tauhid (DPU DT), salah satu lembaga yang membuat program Peduli Palestina untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ingin beramal.

Berbagai upaya dilakukan oleh lembaga ini, dari membuka layanan di depan (front office-red), di depan SMM Daarut Tauhid, melalui rekening tabungan di bank, hingga mendatangi tempat-tempat keramaian. Bekerja sama dengan para santri Daarut Tauhid bimbingan Aa Gym, tempat-tempat keramaian seperti Gasibu, Pasar Kunclut, dan stop-an lampu merah, mampu memaksimalkan penggalangan dana ini.

Salah seorang front office di DPU DT, Yanto mengatakan dana yang terkumpul hingga saat ini berjumlah sekitar 70 juta. Dana yang telah terkumpul, seratus persen diserahkan kepada rakyat palestina melalui kerjasama dengan KNRP (Komite Nasional untuk Rakyat Palestina). Bentuk bantuan untuk rakyat Palestina ditentukan oleh pihak KNRP. “Kita tidak begitu tahu apa yang sebenarnya rakyat Palestina butuhkan, makanya kita menyerahkan kebijakan bentuk bantuan kepada KNRP”, ungkap Yanto.

Penggalangan dana langsung ke masyarakat dilakukan Minggu (11/1), bekerjasama dengan forum santri mukim, santri siap guna, dan PPM (santri mahasiswa) dari Daarut Tauhid. Dalam pelaksanaannya, biaya seluruh operasional pelayanan langsung ke masyarakat di tanggung oleh pihak DPU. Kebijakan yang diambil mengingat atas dasar seratus persen diserahkan kepada rakyat Palestina.

“Niat kami hanya karena Allah SWT”, kata Yanto. Umat muslim dapat diibaratkan satu tubuh, bila tangan sakit, seluruh badan juga akan merasakan sakit. Menurut Yanto, kita itu ibarat satu tubuh dengan Palestina, merasakan kepedihan yang mereka rasakan. Penggalangan dana ini diharapkan dapat dilakukan dengan semaksimal mungkin sesuai dengan kapasitas yang dimiliki.

“Walaupun angka nominalnya tidak seberapa besar bila ditukarkan dengan dolar, dari yang kecil ini semoga saja bisa membantu untuk yang besar”, ungkap Yanto.(RIS)

1 komentar:

Anonim mengatakan...

belakangan banyak sekali media mainstream, media online, juga blog yang membicarakan konflik israel-palestina. tapi yang saya sayangkan kenapa media jarang menyorot bencana alam yang terjadi di Manokwari,Papua.

berbondong-bondong masyarakat menghimpun dana utk kemudian dikirim ke Gaza yang notabene lebih rumit dan jauh ketimbang Manokwari yang hanya beberapa jam perjalanan dengan pesawat udara.

masyarakat juga lebih tahu jumlah korban tewas di Palestina ketimbang di Manokwari.Bahkan ada seorang rekan saya yang tidak tahu apa yang terjadi di Manokwari.

Ini ironi sekali.mungkin benar apa kata peribahasa 'gajah dipelupuk mata tak tampak, semut di seberang lautan terlihat'

tanpa bermaksud mengecilkan dampak dari konflik Palestina-Israel, tapi saya pribadi menghimbau masyarakat utk lebih peka terhadap penderitaan bangsa sendiri dulu. Agar saudara kita (diluar pulau Jawa) tidak merasa dianak tirikan dan berniat memisahkan diri.

maaf kalau terlalu panjang.
salam.