Rabu, 12 November 2008

Internet = Media Massa?



Banyak orang berpendapat bahwa internet merupakan media massa. Namun, ada juga yang beranggapan internet bukan media massa. Manakah pendapat yang tepat?

Internet bermula dari suatu proyek militer Amerika Serikat yang disebut ARPANet, suatu proyek yang dimulai dari Departemen Pertahanan Amerika Serikat (US Departementof Defense –DOD) pada tahun 1969. suatu percobaan dalam jaringan secara terpercaya (reliable networking) untuk menghubungkan antara DOD dengan kontraktor penelitian militer, termasuk sejumlah besar universitas yang melakukan penelitian dengan dana militer.

Secara harfiah, internet (kependekan daripada perkataan ‘interconnected-networking’) ialah rangkaian komputer yang terhubung di dalam beberapa rangkaian.

Internet adalah suatu inovasi teknologi yang tampaknya tidak terbatas. Internet dalam konteks teknologi komunikasi adalah platform system telekomunikasi bagi berbagai layanan/aplikasi komunikasi digital seperti email, WWW, chat dan data transfer. Bukan hanya situs yang dihasilkan, namun juga blog. Kita hanya tinggal daftar lalu secara otomatis kita punya media tulis pribadi yang setiap saat bisa diposting (dipublikasikan) untuk dilihat orang para surfer.

Sebagai sistem telekomunikasi (komunikasi jarak jauh), internet tidak dapat dikategorikan sebagai media. Internet is just camer of variety of digital information and communication services. Layanan dan aplikasi yang diataslah yang memiliki karakteristik yang memadai untuk dikategorikan sebagai media komunikasi. Dari sekian banyak aplikasi tentang situs web yang dipublikasikan dalam WWW, web memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai media dengan karakteristik media massa.

Online Journalism
Misalnya kita kehabisan koran edisi tertentu. Kebetulan koran tersebut menyediakan situs online agar bisa dilihat kapanpun dan siapapun. Lalu kita mengunduh informasi dari situs berita tersebut. Untuk membuka situs, kita harus lebih dulu masuk ke internet. Disinilah perbedaan yang jelas antara internet dan media massa.

Tersedia banyak situs berita online di internet, misalnya detik.com, kompas.com, pikiran-rakyat.com, dan sebagainya. Internet merupakan wadah bagi pers untuk menjalankan fungsinya yaitu : memberitahu (inform), mendidik (educate), menghibur (entertaint), dan mempengaruhi.

Dalam perjalanannya selama ini, jurnalisme ber-Internet atau yang akrab disebut “cyberjournalism” ataupun “online journalism” sudah melampaui gelombang ketiga dan memasuki gelombang keempat. Hal ini lebih banyak dilihat dari kenyataan yang terjadi di negara-negara Uni Eropa (UE) dan Amerika Serikat (AS).

Gelombang Pertama jurnalisme ber-Internet mulai nampak pada tahun 1982 - 1992 atau tahap sepuluh tahun awal perjuangan. Periode tersebut menjadi penentu gejala Internet sebagai jejaring komputer global yang memungkinkan semua orang memiliki “mainan baru” dalam dunia informasi. Saat itulah banyak pakar menyebut sebagai babak: “Selamat Datang Teknologi Informasi Multimedia”.

Pembabakan jurnalisme ber-Internet pada kenyataannya tak lepas dari kehadiran perusahaan penyedia jasa jejaring Internet (Internet Service Provider/ISP) yang di AS dipelopori oleh “American On Line” (AOL) dan “Prodigy”. Hanya saja, media massa memanfaatkan Internet baru sebatas sebagai pelengkap administrasi untuk saling berkirim kabar per surat elektronik (e-mail) dan kecepatan akses maksimalnya sekirar 9,6 Kilo Bytes per second (KBps).

Gelombang Kedua jurnalisme ber-Internet berlangsung pada tahun 1992 - 2001 yang ditandai dengan semakin komplitnya ISP di AS dan UE memberikan fasilitas kecepatan akses data multimedia dibarengi dengan kemampuan prosesor PC melakukan sejumlah pekerjaan secara bersamaan (multi tasking), serta keandalan pusat jejaring komputer (server) mengatur alur komunikasi. Saat itu kecepatan akses data multimedia menggunakan modem sudah mengalami kemajuan dari 14,4 KBps menjadi 36,6 KBps dan terus melaju hingga 56,6 KBps.

Memasuki tahap sepuluh tahun kedua perkembangan jurnalisme ber-Internet diikuti dengan kecenderungan harga PC dan fasilitas yang disediakan ISP semakin beragam menjadi murah harganya. Tiba-tiba saja, setiap masyarakat dunia mengenal serangkaian istilah yang dimulai dengan huruf “e” dengan makna “electronic”. Ada istilah “e-commerce” (perdagangan ber-Internet), “e-trust” (pasar modal ber-Internet), dan media massa ramai-ramai menyajikan “e-news” alias berita melalui Internet, bahkan “e-government” yang berupaya mengalihkan sistem administrasi rutin kepemerintahan juga dilayani melalui Internet.

Gelombang Ketiga jurnalisme ber-Internet mulai bereaksi semakin cepat pada tahun 2002 yang ditandai dengan maraknya teknologi bersimbolkan huruf “m” yang bermakna “mobile Internet”. Sistem akses Internet menjadi nirkabel dan aplikasi komputer dapat menyatu di telepon selular genggam (ponsel alias HandPhone/HP). Teknologi aplikasi nirkabel (Wireless Application Protocol/WAP) dan paket layanan radio (General Packet Radio Service/GPRS) sangat memungkinkan pengguna ponsel dapat pula mengakses Internet untuk mengirim dan menerima e-mail, pesan berfoto, bersuara dan gambar bergerak. Selain itu, peselancar di dunia maya dapat mengakses data dengan kecepatan mencapai 4 Mega Bytes per second (MBps) dengan memanfaatkan jaringan televisi kabel.

Belajar dari keruntuhan bisnis dotcom, maka industri media massa mengisi gelombang ketiga mengarah ke perdagangan bergerak secara nirkabel atau “m-business” (mobile business). Media massa saling berlomba menyajikan informasi terkini memanfaatkan ponsel ataupun PC dan notebook computer (laptop) yang dilengkapi teknologi gelombang akses lokal (Wave Lokal Area Network/W-LAN) atau sering disebut pula ”Wireless Fidelity (WiFi). Dalam babak itulah bisnis penyebaran informasi mulai dihitung dengan satuan waktu akses berbanding lurus dengan kapasitas data yang diambil berdasarkan satuan kilobytes (kb).

Melajunya gelombang ketiga jurnalisme ber-Internet ditandai pula dengan kecenderungan konvergensi (convergence) media massa menjadi multimedia massa. Tiba-tiba saja proses kerjasama, bahkan penggabungan bisnis (merger) di antara penyedia jasa informasi dengan ISP dan perusahaan piranti keras sekaligus piranti lunak komputer saling menyatu. Gejala tersebut ditandai dengan bergabungnya perusahaan komputer Hewlett-Packard dengan Compaq, dan perusahaan ponsel bermerek dagang Ericsson bergabung dengan divisi multimedia audio visual Sony, menjadikan merk dagang Sony Ericsson.

Gelombang Keempat jurnalisme ber-Internet, sekalipun ada yang menganggap masih masa transisi sehingga sejumlah pakar menyebutnya sebagai Gelombang Ketiga Setengah, terasa lajunya pada 2006. Saat ini, lagi-lagi, dunia kewartawanan semakin diarahkan untuk memanfaatkan Internet lantaran hasil temuan teknologi informasi yang maju pesat, antara lain ditandai dengan berkembangnya cakupan sebaran wilayah WiFi menjadi WiMax yang lebih luas, dan sejumlah aplikasi kerja sampai dengan database dapat tersimpan secara online sekaligus offline.

Manakala pemakai PC dan peselancar Internet lebih dari satu dasawarsa terbiasa mengerjakan sejumlah pekerjaan kantoran –menulis artikel, menyiapkan paparan (presentasi), menyusun album foto maupun audio-video– secara offline di PC-nya memanfaatkan aplikasi pengolah tertentu, maka mereka semua mulai dapat mengerjakan sekaligus menyimpan dokumennya di ”lemari maya” secara online.

Media massa yang ingin menerapkan konsep cyberjournalism –mengandalkan kinerja wartawan/editornya dapat mencari-menyunting-mendistribusikan berita teks/foto/audio-video dari mana pun, tanpa harus di kantor. Saat inilah jurnalisme ber-Internet tampaknya semakin mempertegas khalayaknya menjadi: “Kami menyatu untuk selalu memenuhi apa yang kalian semua para pelanggan butuhkan.”

Sumber:
www.cyberjournalism.wordpress.com
www.basuki1.ganeca.net
www.cewex-fikom.blog.friendster.com

2 komentar:

Anonim mengatakan...

gw ga setuju ney... menurut gw sey internet merupakan sekumpulan informasi ... kta dpat dengan mudah mengetahui segala informasi......,,,,




end!!!!

pM...UniKOM aBIzzzz anti racism

y gt... mengatakan...

update terus bebs..... mau aq updatin ??? km g ksh ijin sh, y udah.